Menjadi Babu di Rumah Sendiri

Saat ini saya sedang melakukan kegiatan di salah satu kota besar di Indonesia yaitu kota Surabaya. kemudian saya menggunakan hari libur saya untuk memasuki mall-mall besar yang ada di kota itu. setiap kali saya masuk saya merenung dan terus bertanya pada diri saya apakah bangsa Indonesia akan terus Menjadi Babu di Rumah Sendiri?. pertanyaan ini yang membuat saya sedih dan berkata "apa yang salah dengan bangsa Indonesia". pertanyaan dan ungkapan ini muncul bermula dari jalan-jalan saya tadi. ketika memasuki Mall; mulai dari parkiran saya melihat semuanya adalah generasi muda bangsa Indonesia, semua pekerja kasar (tukang parkir, satpam, claning service, dan pelayan) merupakan anak-anak Indonesia. Sementara yang belanja rata-rata orang-orang keturunan cina, jepang dan lain-lain. jarang sekali saya melihat orang lokal yang berpakaian mewah, bermobil mewah, dan belanja mahal. 
melihat kondisi seperti ini, saya teringat cerita salah seorang TKI asal jawa timur yang sempat saya temui di Malaysia, beliau menjelas secara panjang lebar tentang nasib TKI yg ada di Malaysia. orang-orang yang menjadi pekerja kasar adalah hampir semuanya TKI atau orang Indonesia; mulai dari tukang kebun, claning service, penjaga warung atau toko, perkebunan, dan buruh kasar lainya. kemudian mereka sangat diperlakukan tidak adil, anak-anak TKI tidak boleh sekolah, TKI tidak boleh melahirkan di Malaysia, dan lain sebagainya.
dari dua permasalahan di atas saya terus berfikir ada apa dengan bangsa Indonesia?, apa yang salah?. sampai saat ini saya masih belum menemukan jawabanya. tetapi jika saya boleh berpendapat yang menjadi penyebab utamanya adalah terjadinya perubahan mentah bangsia ini. Budaya bangsa Indonesia sudah runtuh dan hancur, moral anak-anak bangsa sudah hilang. sebagai contoh; berita yang terkini adalah kasus pak Dasrul, seorang guru yang dipukul oleh orang tua murid gara-gara menegur anaknya, sebelumnya ada kasus guru yang dilaporkan kepolisi gara-gara mencubit anaknya, dan masih banyak lagi kasus-kasus penyimpangan moral yang lain. melihat kondisi seperti ini saya pikir wajar anak-anak bangsa Indonesia menjadi Babu di rumah Sendiri, karena mereka tidak mau menjadi raja pada tamu-tamunya. mereka tidak mau bekerja keras, meraka konsumtif dengan tidak memperdulikan bagaimana mendapatkan kebutuhan mereka. 
selanjutnya diperlukan langkah dan rencana yang tepat untuk memperbaiki kondisi seperti ini, tidak cukup dengan hanya merubah kurikulum secara spontan, tidak cukup hanya dengan kebijakan menteri atau pemerintah secara politis, tidak cukup dengan mengandalkan aparat penegak hukum. penyelesaian masalah bangsa ini tidak bisa diselesaikan dengan one key fix for all, yang terpenting saat ini adalah bagaimana mengubah dan membangun pola pikir masyarakat agar kembali pada budaya bangsa yang sesungguhnya. hal ini dilakukan dengan mengubah atau memperbaiki segala sesuatu yang berkaitan dengan moral dan karakter bangsa, dan harapan saya adalah semoga pendidikan kita yang merupakan agen of changes dalam masyarakat kita mampu memberikan yang terbaik bagi perbagikan generasi bangsa Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Moral di SD

PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA LOKAL