Selama ini
masyarakat kita memandang sekolah sebagai sebuah instatusi yang akan mengangkat
harkat dan martabat bangsa kita dengan baik. Melalui sekolah masyarakat akan
mendapat pendidikan dengan yang baik, sehingga akan mendapatkan pencerahan
hidup dan menjadi manusia sejati. Sekolah sebagai salah satu institusi yang
dihormati oleh masyarakat karena sekolah merupakan tempat menempa ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam menjalani hidup menuju masa depan yang lebih
sejahtera. Pendidikan merupakan proses sekaligus sistem yang bermuaran dan
berujung pada pencapaian kualitas manusia yang dianggap ideal. Selain itu
pendidikan diyakini mampu mengubah pranata sosial, budaya dan politik, bahkan
peradaban sebuah bangsa.
Di beberapa
negara maju seperti Amerika, Jepang, Thailand, dan Malaysia, pendidikan
merupakan prioritas utama. Amerika Serikat; pada era kepemimpinan George W.
Bush, sangat gigih memperjuangkan pendidikan, misalnya dalam penganggaran
pendidikan, presiden Bush menegaskan; “As
a nation, we now invets more in education then in deference”. Bagaimana
dengan Indonesia? Nampaknya pemerintah kita sampai saat ini masih sibuk dengan
persoalan perebutan kekuasaan, urusan partai, kepentingan kelompok, dan bahkan
kepentingan pribadi sehingga kepentingan pendidikan menjadi perhatian yang
kesekian.
Manajemen
pendidikan yang semrawut berujung pada rendah sumber daya manusia (SDM) kita.
Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan harapan masyarakat
Pertanyaanya
adalah apakah pendidikan kita mampu memberikan semua apa yang diharapkan oleh
masyarakat kita?. Apakah pendidikan kita mampu membentuk manusia Indonesia yang
berbudaya dan berdaya saing?.
Untuk menjawab
pertanyaan tersebut mari kita lihat kondisi pendidikan kita saat ini. Saya
berpendapat bahwa pendidikan kita belum mampu membuat masyarakat kita menjadi
manusia sejati, dan bahkan pendidikan kita dituding ikut berperan membuat
masyarakat terpuruk dalam anomali-anomali. Entah itu dengan lingkungan
hidup,sosial, politik dan budaya.
Pendidikan
menjelma menjadi suatu institusi yang menyerobot setiap aspek kehidupan
masyarakat. Misalnya pada aspek politik, pendidikan kita menghasilkan sebagian
besar politikus yang tidak bermoral. Mereka tanpa merasa berdosa mengkorupsi
dan menghabiskan uang rakyat, atau mereka membuat kebijakan-kebijakan yang
menyengsarakan rakyatnya. Moralitas yaang bobrok ini disinyalir akibat gagalnya
pendidikann kita.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih