Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Peran Sekolah dalam Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Gambar
PERAN SEKOLAH DALAM PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT By. Aswasulasikin Perubahan paradigma sentralistik ke desentralistik membutuhkan upaya-upaya strategis yang harus dilakukan oleh semua pihak, termasuk meningkatkan partisipasi masyarakat, karena saat ini partisipasi sebagai aset yang sangat penting bagi pemberdayaan masyarakat masih dalam jargon untuk legitimasi publik atau bisa dikatakan partisipasi masih bers I fat semu ( pseudo_participation) sebagai akibatnya hambatan-hambatan atas sejumlah kebijaka atau program pendidikan yang didesain belum bisa berjalan secara optimal. Artinya kebijakan desentralisasi pendidikan bertujuan untuk pemerataan dan dan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan akan gagal jika tidak didukung ol e h partisipasi aktif dari masyarakat. Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dalam perubahan manajemen pendidikan. Karena partisipasi diperlukan bagi pembangunan bangsa. Meskipun tidak mudah untuk membangun partisipasi, tetap

Korupsi dan sistem anti korupsi

Perang melawan korupsi di beberapa Negeri seperti peperangan tanpa akhir. Ibarat perjalanan, upaya menuju berbangsa dan bernegara yang bersih dari korupsi merupakan perjalanan yang amat terjal dan berliku. Sudah beragam penindakan terhadap koruptor dilakukan. Tetapi para koruptor tak juga berhenti mencuri uang rakyat, merampok uang negara dengan menggunakan berbagai modus baru yang kian canggih. Editorial Media Indonesia (tanggal 9 Desember 2013) pernah dibahas tentang pemberantasan korupsi dengan judul “mendaki melawan korupsi”; di jelaskan bahwa di Indonesia praktik korupsi seolah makin menyebar ke seluruh instansi, golongan, individu dan bahkan sampai masyarakat kecil. Korupsi yang dilakukan sudah banyak merugikan negara. tidak mengherankan bila Transparency International kembali memberikan skor indeks persepsi korupsi yang sama bagi Indonesia pada 2013, yakni 32. Secara global, Indonesia masuk ke 70% negara-negara yang memiliki skor di bawah 50. Adapun di regional Asia Pasif