PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN LOKAL
Perubahan kebijakan pendidikan
desentralistik penuh dengan harapan perbaikan pembangunan dalam pendidikan.
Sentralisasi pendidikan belum
berhasil dalam mengoptimalkan peran pendidikan sebagai kekuatan moral bangsa,
bahkan slogan knowledge is power masih
jauh dari realitas. Disamping itu slogan dunia tentang hak kependidikan bahwa education for all masih ada beberapa
tantangan konsep. Pendekatan sentralistik dianggap cendrung mematikan asal
demokrasi. Sentralistik pendidikan melemahkan partisipasi masyarakat dan
penyempitan ruang gerak bagi masyarakat pendidik. Proses ini telah
menghilangkan potensi masyarakat untuk melahirkan ide kritis terhadap situasi
pendidikan saat ini. Akibatnya lembaga pendidikan kurang berperan sebagai ruang
publik, bagi tumbuhnya demokrasi. Dampak yang lebih mendalam dari hegemoni
pendidikan ini adalah terjadinya pengkikisan pendidikan lokal dan pengkikisan
budaya-budaya lokal. Tidak heran jika kemudian masyarakat lokal kehilangan
identitasnya dan bahkan kehilangan kebhinekaanya.
Sejalan dengan desentralisasi
pendidikan, daerah memiliki kewenangan untuk menggarap pengembangan pendidikan
disertai dengan penataan fungsi kelembagaan pendidikan mulai dari dinas
pendidikan di tingkat provinsi, di tingkat kabupaten, serta akan memperkuat
pembanguan social capital pada pemerintah daerah.
Dalam konteks
inilah pendidikan di daerah bener-bener memberikan dasar yang cukup bagi daerah
untuk lebih diberdayakan dalam arti lebih fungsional, memiliki fleksibelitas yang tinggi, dan tidak hanya sekedar
retorika belaka.
Pengelolaan pendidikan yang di laksakan
oleh pemerintah daerahpun
mengalami banyak hambatan dan
tantangan. Permasalah yang dihadapi
dalam pengelolaan pendidikan menyebabkan
proses pembangunan pendidikan berjalan sangat lambat bahkan terkesan statis.
Desentralisasi pendidikan
sangat membuka ruang bagi masyarakat lokal untuk berpartisipasi aktif dalam
mengembangkan pendidikan demi membangun pendidikan di daerah mereka masing. Partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan pendidikan dalam menciptakan pendidikan yang efektif dan berkualitas. Dalam pembangunan pendidikan lokal, masyarakat
harus merasa memiliki sekolah, sehingga
kegiatan-kegiatan pembangunan pendidikan yang ada kaitanya dengan masyarakat
harus benar-benar optimal. Masyarakat di sini diartikan sebagai “A
society is a population
of humans characterized by
patterns of relationships between individuals that share a distinctive culture
and/or institutions”.
Pendidikan dengan segala persoalannya
tidak mungkin diatasi hanya oleh lembaga persekolahan saja. Untuk melaksanakan
program-progamnya, sekolah perlu mengundang berbagai pihak misalnya keluarga, masyarakat
dan stakehoder lainnya untuk berpartisipasi secara aktif dalam berbagai
program pembangunan pendidikan.
Partisipasi ini perlu dikelola dan dikoordinasikan dengan baik agar lebih
bermakna bagi sekolah, terutama dalam peningkatan mutu dan efektifitas
pendidikan lewat wadah yaitu Komite Sekolah di setiap satuan pendidikan,
sehingga penyelenggaraan pendidikan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan. Selain komite sekolah yang merupakan wadah yang mewakili orangtua
murid pada sekolah, diperlukan keterlibatan masyarakat secara langsung.
Keterlibatan orangtua dan masyarakat dapat berupa pengembangan finansial,
kurikulum dan personalia, dalam hal ini masyarakat menjadi penentu
keberhasilan sekolah, demikian pula masa depan guru dan tenaga administrator
sekolah, pola partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan.
Partisipasi merupakan salah satu aspek
penting dalam perubahan pendidikan. Partisipasi diperlukan
bagi pembangunan bangsa. Meskipun tidak mudah untuk membangun partisipasi,
tetapi gerakan partisipasi merupakan wujud dari keinginan untuk mengembangkan
demokrasi melalui proses desentralisasi. Partisipasi sesungguhnya diperlukan
untuk pembentukan good govermance.
Kegagalan dalam penerapan partisipasi
masyarakat berarti kegagalan dalam menerapkan program pemerintah. Rekonstruksi
pendidikan diperlukan bagi keberhasilan penerapan kebijakan pendidikan yang
desentralistik, karena sampai saat ini desentralisasi pendidikan belum
memberikan sumbangan yang signifikan bagi perbaikan mutu pendidikan.
Sampai saat ini belum ada upaya yang
strategis yang pernah dilakukan oleh pihak sekolah, pemerintah, stakeholdres untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar dipedesaan.
Pihak sekolah hanya mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam hal-hal yang
bersifat bantuan fisik saja, sedangkan untuk melibatkan masyarakat dalam menjaga
sarana dan prasarana, meningkatkan partisipasi dalam bentuk perhatian terhadap
anak di rumah dan partisipasi masyarakat dalam keuangan masih belum optimal.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih